Adapun Nafas yang keluar dan
masuk itu dinamakan Hakikat Muhammad. Kemudian yang dinamakan Muhammad itu
adalah Pujian, Maksud dari Pujian disini berkaitan dengan Nafas..
Maka Nafas itu dinamakan:
Ketika ke luar = Ilmu Ghaibul
Ghuyub.
Ketika ke dalam = Ilmu Sirrul
Asrar.
Dari Nafas itulah timbunya Ibadah
Muhammad.
Dan dari Jasad kita itulah
timbulnya Ibadah Adam,
Dan ibadah Muhammad itu :
Sholatul Da’im = Sholat terus-menerus.
“Wahdah Fil Kasrah = pandanglah
satu kepada yang banyak”
Yang dinamakan Nafas itu = yang
keluar masuk dari mulut.
Yang dinamakan Nufus itu = yang
keluar masuk dari hidung
Yang dinamakan Tanapas itu = yang
keluar masuk dari telinga.
Yang dinamakan Ampas itu = yang
keluar masuk dari mata.
Maka Nafas itulah yang menuju
kepada “ARASHTUL MAJID”
karena itu hendaklah kita ketahui
Ilmu tentang Nafas ini.., yaitu Ilmu Ghaibul Ghuyub, dan itu adalah salah satu
daripada ibadah Muhammad.
Nafas yang keluar dari lubang
hidung kiri itu dinamakan Jibril, ucapannya “ALLAH”.
Nafas yang masuk melalui lubang
hidung kanan itu dinamakan Izrail, ucapannya “HU”.
Maka Zikirullah yang dua itu
dinamakan NUR.
Jadilah dua Nur, yaitu kalimah
“ALLAH” satu Nur dan kalimah “HU” satu Nur.
Dua Nur ini bertemu di atas bibir
dan tidak masuk ke dalam tubuh.
Amalan ini harus sampai ke
derajatnya yang dinamakan Nurul Hadi.
ke arah itulah yang harus
dicapai.
Nafas yang naik di dalam tubuh ke
ubun-ubun dinamakan AHMAD, lalu.. turun dari ubun-ubun sampai-lah ke Jantung
Nurani dinamakan Izraill, ucapanya “ALLAH”.
Kemudian Nafas yang dari jantung
naik lagi ke ubun-ubun, dinamakan Jibrill, ucapannya ialah “HU”.
Amalan inilah yang dinamakan :
“Syuhudul Wahdah Fil Kasrah dan
Syuhudul Kasrah Fil Wahdah”,Inilah Pintu Makrifat…,
Yang dinamakan HATI NURANI
(qalbu) itu adalah NUR yang dipancarkan dari bagian bawah jantung (bagian
Muhammad) ke arah bagian atas jantung (bagian Allah).
Adapun zikir NAFAS ketika keluar
= ALLAH- dinamakan ABU BAKAR,
ketika masuk adalah HU dinamakan
UMAR, letaknya NAFAS adalah di mulut.
Adapun zikir ANFAS itu adalah
ketika keluar adalah = ALLAH- dan ketika masuk adalah HU,letaknya AN
NAFAS pada hidung, dinamakan
MIKAIL dan JIBRIL.
Adapun zikir TANAFAS itu adalah
tetap diam dengan “ALLAH HU” letaknya di tengah-tengah antara dua telinga,
dinamakan HAKEKAT ISRAFIL.
Adapun zikir NUFUS adalah ketika
naik HU dan ketika turun adalah “ALLAH” letaknya di dalam jantung,diri nufus
ini dikenal dengan USMAN dan perkerjaanya dikenal sebagai ALI…
Sabda Nabi S.A.W :
“Barang siapa keluar masuk nafas
tanpa zikir Allah maka sia-sialah ia”.
Ber-awal Nafas itu atas dua
langkah yaitu :
Satu Naik dan kedua Turun.
Maka takkala naiknya itu sampai
ke langit tingkat 7
“Wan Nuzuulu Yajrii Ilal Ardhi Fa
Qoola HUWALLOH”.
Dan takkala turun hingga 7 lapis
bumi
Maka nafas itu bunyinya ALLAH.
Takkala masuk pujinya HUWA…
Takkala ia terhenti seketika
antara keluar masuk Tanafas, pujinya HU… HU..
Takkala ia tidur atau mati Nufus
namanya Haqqun Da’im.
Dalam menjaga akan nafas ini,
dengan menghadirkan makna ini senantiasa, di dalam berdiri.. dan duduk.. dan di
atas segala aktifitas yang diperbuat.. hingga memberi manfaat kepada sekalian
tubuh… dan .. segala cahaya Nurul ‘Alam itu atas seluruh anggota tubuh.
Tetaplah me-nilik kedalam hatimu,
jadikanlah engkau hidup di dalam Dua Negeri yakni Dunia dn Akhirat dan semoga
di-buka-kan Allah baginya pintu selamat.. sejahteralah di dalam Dunia dan
Akhirat… Semoga dianugerahi Allah Ta’ala sampai kepada martabat segala Nabi dan
segala Muslimin.. dan di-haramkan Allah Ta’ala tubuhnya dimakan api neraka dan
badanya pun tiada dimakan tanah di dalam kubur.
Maka tetaplah dengan hatimu wahai
saudaraku… Jangan engkau menjadi orang yang lupa dan lalai, mudah-mudahan
dibahagiakan Allah Ta’ala dan diberikan rahmatNya atas mu..
dengan senantiasa “berhadapan”
slalu… hingga sampai akhir ajalmu.
Normalnya nafas kita keluar masuk
sehari semalam 24 000 kali, pada siang hari12 000 kali.., dan pada malam hari
12 000 kali, inilah jumlah jam sehari semalam = 24 jam, pada siang 12 jam, dan
malam 12 jam, Demikian hal-nya seperti huruf “Laa Ilaaha Illallah, Muhammadur
Rasulullah”, masing-masing mempunyai 12 huruf berjumlah 24 huruf semuanya.
Barang siapa “mengucap” dengan
sempurna yang 7 kalimah itu niscaya ditutupkan Allah Ta’ala Pintu Neraka yang
7. Juga barang siapa “mengucap” yang 24 huruf ini dengan sempurna niscaya
diampuni Allah Ta’ala yang 24 jam.
Inilah bentuk persembahnya kita
kepada Tuhan kita yang tiada henti yang dinamakan Sholatul Da’im (sekaligus
melakukan puasa nafsu zahir dan batinnya).
Sabda Nabi S.A.W :
“Ana Min Nuurillah Wal ‘Aalami
Nuurii”
artinya “Aku dari Cahaya Allah
dan sekalian alam dari Cahaya-ku” Sebab itulah dikatakan “Ahmadun Nuurul Arwah”
: artinya “Muhammad itu bapak dari sekalian nyawa” dan dikatakan “Adam Abu
Basyar” : artinya “Adam bapak sekalian tubuh”.
Adapun Awal Muhammad Nurani
Adapun Akhir Muhammad Rohani.
Adapun Zahir Muhammad Insani
Adapun Batin Muhammad Robbani.
Adapun Awal Muhammad Nyawa kita
Adapun Akhir Muhammad Rupa kepada
kita,
Adapun yang bernama Allah
Sifatnya,
Adapun sebenar-benar Allah itu
Zat Wajibal Wujud,
Adapun yang sebenar-benar Insan
yaitu manusia yang tahu berkata-kata adanya.
Kita telah mendengar bahwa barang
siapa yang tidak mengenal ilmu zikir nafas ,maka sudah tentu orang tersebut
tidak dapat menyelami alam hakekat sholat da’im…, Mari kita bicarakan takrif
dan cara-cara untuk mencapai martabat atau maqam sholat da’im..
Sholat Da’im boleh ditakrifkan
sebagai sholat yang terus-menerus tanpa putus walaupun sesaat dalam masa
hidupnya yaitu penyaksian diri sendiri (diri batin dan diri zahir) pada setiap
saat seperti firman Allah yg artinya;
” YANG MEREKA ITU TETAP
MENGERJAKAN SHOLAT” ( Al-Makrij-23).
Di dalam sholat tugas kita adalah
menumpuhkan sepenuh perhatian dengan mata batin kita menilik diri batin kita
dan telinga batin menumpuhkan sepenuh perhatian kepada setiap bacaan oleh
angota zahir dan batin kita disepanjang mengerjakan sholat tanpa menolehkan
perhatian kearah lain.(titik)
Sholat adalah merupakan latihan
diperingkat awal untuk kita melatih diri kita supaya dapat menyaksikan diri
batin kita yang menjadi rahasia Allah Taala… setelah sanggup membuat penyaksian
diri diwaktu kita menunaikan sholat,maka hendaknya kita melatih diri kita
supaya dapatlah kita menyaksikan diri batin kita pada setiap saat didalam masa
hidup kita dalam waktu dua puluh empat jam disepanjang hayat kita, Sebab itulah
kita mengucapkan 2 kalimat Syahadah, ini berarti kita berikrar dengan diri kita
sendiri untuk menyaksikan diri rahasia Allah itu pada setiap saat di dalam
waktu 24 jam sehari semalam.
Oleh karena itu untuk
mempraktekkan penyaksian tersebut, maka kita haruslah mengamalkan sholat da’im
dalam hidup kita seharian seperti yang pernah dibuat dan diamalkan oleh
Rasulullah s.a.w, nabi-nabi dan wali wali yang agung.
Diantaranya syarat syarat untuk
mendapatkan maqam sholat da’im adalah sebagai berikut :
1. Hendaklah memahami dan
berpegang teguh dengan hakekat melakukan zikir nafas,
2. haruslah terlebih dahulu
berhasil mendapat NUR QALBU yaitu hati nurani.
3. Telah mengalami proses
pemecahan wajah KHAWAS FI AL KHAWAS,
4. Juga memahami dan dapat
berpegang dengan penyaksian sebenarnya SYUHUD AL-HAQ,
Untuk mengamalkan dan mendapatkan
maqam sholat da’im maka seseorang itu haruslah memahami pada peringkat awalnya
tentang hakekat melakukan zikir nafas yaitu tentang gerak-geriknya : zikirnya..
lafaz zikirnya… letaknya.. dan sebagainya.., Hal ini telah pun dibahas diatas,
oleh karena itu amalkanlah zikir nafas itu dengan sungguh sungguh supaya kita
mendapat QALBU yaitu pancaran Nur di dalam jantung kita yang menjadi kuasa
pemancar kepada makrifat untuk me-makrifat-kan diri kita dengan Allah Taala.
Sesungguhnya hanya dengan zikir
nafas sajalah gumpalan darah hitam yang menjadi istana iblis di dalam jantung
kita akan hancur setelah itu baru terpancarlah NUR-QALBU dan kemudian
terpancarlah pula makrifah hingga sesorang itu memakrifatkan dirinya dengan
Allah Taala dan dapatlah diri rahasia Allah yang menjadi diri batin kita
membuat hubungan dengan diri ZATUL HAQ Tuhan Semesta Alam.
Latihan untuk menyaksikan diri
ini hendaklah dibuat berperingkat, diperingkat awal melalui sholat sebagaimana
yang diterangkan di dalam bahasan yang lalu.. dalam masa proses penyaksian diri
seseorang itu akan mengalami satu proses membebaskan diri batin (KHAWAS FI
KHAWAS) dari jasad dan dengan itu maka sesorang itu akan dapat melihat wajah
kesatu sampai dengan wajah kesembilan yaitu martabat yang paling tinggi… dengan
mendapat pemecahan wajah ini maka akan dapatlah kita membuat suatu penyaksian
yang sebenarnya pada setiap saat dimasa hidupnya… pada masa beribadah (acara
sholat), ataupun keadaan biasa.
Pada peringkat ini dinamakan juga
peringkat martabat BAQA BILLAH yaitu suatu keadaan yang kekal pada setiap
pendengaran.., penglihatan.., perasaan… dan sebagainya,dan pada tahapan ini
mereka adalah seperti orang awam dan sulit untuk kita mengetahui derajat dirinya
dengan Allah Taala..
Umumnya mereka yang mencapai
maqam sholat da’im dapatlah kembali kehadrat Allah Taala dengan diri batin dan
diri zahir tanpa terpisahkan diantara satu sama lain, mereka dapat memilih
apakah hendak mati (meninggal) atau hendak ghaib….
MATIKAN DIRIMU
SEBELUM ENGKAU MATI
“MATI YANG PERTAMA”
Seolah-olah bercerai Roh dari
Jasad.., tiada daya upaya walau sedikitpun jua, hanya Allah jua yang berkuasa,
kemudian.. dimusyahadahkan didalam hati dengan menyaksikan kebesaranNya yaitu
sifat Jalal dan JamalNya dan kesucianNya.
Maka mati diri sebelum mati itu
adalah dengan memulangkan segala amanah Allah yaitu Tubuh Jasad ini kepada yang
menanggung amanah yaitu Rohaniah jua.
Tarik-lah ‘NAFAS’ itu dengan
hakekat memulangkan dzat, sifat, afaal kita kepada Dzat, Sifat, Afaal Allah
yang berarti memulangkan segala wujud kita yang zahir kepada wujud kita yang
bathin (Roh). Dan pulangkan wujud Roh pada hakekatnya kepada Wujud Yang Qadim.
Maka..
Setelah sempurna “Mematikan diri
yang pertama” …
“MATI YANG KEDUA”
Melakukan “Mi’raj” yang dinamakan
MATI MAKNAWI, yaitu hilang segala sesuatu didalam hatimu malainkan hanya
berhadap pada Allah jua. Dengan meletakkan nafas kita melalui alam ‘AMFAS’
yaitu antara dua kening (Kaf Kawthar) merasa penuh limpahan dalam alam kudus
kita yaitu dalam kepala kita hingga hilang segala ingatan pada yang lain
melainkan hanya hatimu berhadap pada Allah jua.
“MATI PADA PERINGKAT KETIGA”
Adalah mati segala usaha ikhtiar
dan daya upaya diri karena diri kita ini tidak dapat melakukan sesuatu dengan
kekuatan sendiri. sebab manusia itu sebenarnya memiliki sifat ‘Fakir, dan Dhaif
(lemah) ’. Dinaikkan ‘TANAFAS’ hingga ditempatkannya dengan sempurna di ‘NUFUS’
dengan melihat pada mata hati itu dari Allah, dengan Allah dan untuk Allah.
Dari Allah mengerakkan Rohaniah,
Dari Rohaniah menggerakkan
Al-Hayat
Dari Al-hayat mengerakkan Nafas,
Dari Nafas mengerakkan Jasad
dan pada hakekatnya.. Allah
jualah yang mengerakkan sekalian yang ada.
———————————————–
Umumnya orang tua kita dahulu
banyak memiliki ilmu yang tersembunyi. Di antaranya adalah Ilmu Nafas. Dengan
cara memperhatikan pergerakan keluar masuk nafas melalui hidung kemudian
digabungkan dengan ilmu pengetahuan yang pernah dialami (amalan), sebagian
orang tua kita mampu mengetahui apa yang akan terjadi.
…………….……….
Di depan pintu sebelum hendak
keluar meninggalkan rumah untuk berkerja atau merantau.., petuah dalam ilmu
nafas selalu digunakan oleh orang-orang tua kita. Periksa Nafas kiri yang
kencang atau nafas kanan…
………………………
Di atas tempat tidur sebelum
hendak berangkat tidur ilmu nafas selalu mereka gunakan…
Periksa Nafas kiri yang kencang
atau nafas kanan…
………………………..
Ada juga orang-orang tua kita
yang melakukan zikir-zikir tertentu ketika masuk atau keluarnya nafas mereka…
………………………
Tapi sayang…. Ilmu ini semakin
hilang, Dulu waktu mereka ada jarang di-turun-kan, Kini…
Ilmu ini menjadi sangat
rahasia.., Jika kita hendak mempelajarinya.., Carilah guru yang benar-benar
tahu tentang ilmu ini…, Ilmu ini sangat dalam sekali… butuh ketekunan.,
kesabaran.., Bagaimana kaitannya mulai dari Nafas ke Anfas sehingga Tanafas dan
menjadi Nufus?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar